HAL KEKUATIRAN

https://weheartit.com/entry/174521187/via/soaqua
cr: https://weheartit.com/entry/174521187/via/soaqua

Halo chinguya, 
my beautiful friends!!

Apa kabar kalian? Terimakasih udah mampir yaa :)) 

Kali ini aku mau bahas sedikit tentang hal kekuatiran yang diambil dari Matius 6:25-34. 

Sebelumnya, mau bikin intro dulu...
Sebagai manusia yang memiliki banyak keterbatasan dan ketidaksempurnaan, pastinya kekuatiran pernah kita alami. Terlepas dari seberapa besar keyakinan kita, tentunya kita pernah merasa bahwa ada sesuatu diluar kendali kita yang gak bisa kita pastikan bagaimana jadinya. Merasa kuatir atau takut akan sesuatu wajar untuk dirasakan, namun baiknya janganlah biarkan berlama-lama tinggal dan menguasai diri kita. Kenapa? Karena kita mempunyai anugerah yang bisa mengatasi itu semua. 

Kejadian akhir-akhir ini yang menimpa penduduk dunia membuat banyak perubahan besar dalam sistem kehidupan kita. Dari berbagai aspek tentunya. Siapa yang menduga hal ini akan terjadi? Siapa yang sangat siap untuk musibah semacam ini? Aku yakin semua dari kita mendapatkan dampak akibat pandemi yang terjadi. Banyak hal yang berubah dan kita harus menjadi bunglon yang beradaptasi dengan keadaan yang ada. Berbagai rencana jadi berubah bahkan batal sama sekali. Banyak hal yang sudah kita pikirkan akan terjadi di tahun ini, namun berbeda jauh. Seolah ini bukan di dunia kita. Serasa terkurung di dalam rumah sendiri. harapan-harapan mulai berubah. Mulai menyadari bahwa kita benar-benar memiliki keterbatasan dan rasa kuatir akan bisa muncul. 

oke, kita mulai bahas ya, 

Kita bisa lihat di ayat 25 tertulis,
 “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”

Ayat 25 diatas memiliki keistimewaan yang sangat berarti, dimana kita diminta untuk tidak kuatir akan apa yang kita makan dan  minum serta apa yang kita pakai, karna ada yang lebih penting yaitu, dengan menyadari serta bersyukur atas hidup kita, atas tubuh kita.  Kita diajarkan untuk memikirkan hal yang lebih besar, hal yang lebih penting dihidup kita. Untuk lebih fokus pada sesuatu yang telah ada pada kita dibandingkan bersikap kuatir dan menyampingkan kebesaran itu. Mengapa kita tidak perlu kuatir? Karna ada Allah yang mahabaik yang akan membantu kita. 

Lanjut ke ayat 26, “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”

Saat masih menjadi seorang anak sekolah minggu, dalam sebuah perlombaan di paroki, aku sangat terkagum-kagum saat menyaksikan anak-anak dari stasi lain yang menyanyikan lagu yang berisikan ayat 26 ini. Aku bahkan tidak ingat lagu apa yang kami bawakan saat itu, tapi lagu mereka masih teringat begitu jelas, aku bahkan masih ingat berdiri terpaku dan terkagum menyaksikan penampilan mereka karena lirik nya yang indah. 

Untuk anak berumur 11 tahun yang masih hidup bahagia tanpa menyadari kerasnya kehidupan, tentu saja perspektif tentang lagu itu dulu akan sangat berbeda dengan sekarang. 

Dulu, yang aku pikirkan adalah bahwa Tuhan sangat mencintai manusia karena burung-burung saja dirawat oleh Bapa, apalagi manusia yang keberadaannya lebih tinggi, dan aku benar-benar terkesan saat itu, menyadari bahwa WAH ternyata Tuhan secinta itu sama kita. 
Tapi sekarang, setelah membaca ayat ini, aku mulai memikirkan bahwa firman ini ada dikarenakan banyak orang yang akan kuatir tentang hidupnya. Kekuatiran yang membuatnya menjadi melupakan bahwa ada hal yang lebih besar diatas segalanya, makanya Tuhan berfirman lewat ayat ini sebagai penguatan dan penghiburan bagi jiwa kita. 

Maksud kuatir disini adalah sesuatu perasaan  takut atau gelisah akan masa depan atau akan sesuatu yang belum terjadi yang meliputi diri kita, sesuatu yang mungkin akan menjadi buruk, sesuatu yang mungkin akan menyakiti kita, sesuatu yang mungkin akan merusak semua rencana kita, dan sejenisnya lah ya. 

Apakah kekuatiran itu memberikan kebaikan pada kita? Dengan hanya memikirkan atau membiarkan perasaan itu menggeluti kita, semua tidak akan menjadi lebih baik. Ayat ini dan ayat sebelumnya juga. Pastinya itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu bekerja keras atau tidak perlu berjuang mati-matian dalam hidup atau tidak perlu memikirkan masa depan kita ya, tetapi kita diminta untuk tidak menaruh perasaan kuatir itu diatas segala hal termasuk pengharapan akan Dia. Karena Dia akan merawat kita :””

Lanjut ke ayat 27,
“Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”

Apakah dengan menjadi kuatir kita mampu menambahkan umur kita? Atau membuat kita merasa lebih baik? Tidak. Jadi buat apa kuatir? Kitalah yang akan dirugikan jika menjadi seperti itu. apakah kita diminta untuk tidak kuatir sama sekali akan segala sesuatunya? Kita diberikan nasihat untuk tidak kuatir karena pada waktu tertentu kita tetap akan merasakan kekuatiran sebagai manusia yang lemah dan  memilki keterbatasan. Saat kejadian itu datang, kita bisa membaca nasihat perikop ini kembali dan dikuatkan kembali, namun mungkin setelah beberapa waktu kita akan kembali kuatir dan membaca lagi dan begitulah siklus nya, sampai kita semakin kuat dalam Dia. Itulah salah satu kegunaan dari keberadaan alkitab yang mungkin masih hanya nongkrong dikamar kita atau dirumah kita. Terkadang kita tidak menyadari bahwa kita mencari terlalu jauh padahal ketenangan dapat kita temukan didalamnya yang begitu dekat dengan kita. 

Akan ada kekuatiran yang dianggap wajar yaitu saat kita merasa takut akan sesuatu, gelisah akan sesuatu. Tidak satu orangpun luput dari rasa ini. Dan ada beberapa pilihan untuk merespon  perasaan ini, menjadi kuat dan mengalahkannya atau menjadi larut dan kalah. Karena pada akhirnya, kita tidak dapat menambah umur kita dengan merasa kuatir, kita hanya bisa menghidupi umur yang diberikan dengan percaya dan tidak kuatir, kalaupun kita kuatir, kita bisa kembali menenangkan diri dengan nasihat ayat ini dan ayat sebelumnya dan ayat-ayat lainnya juga :D 

Lanjut ya,

Ayat 28-30,
“Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun  tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok di buang ke dalam api, tidakkah ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?”

Tidak bisa berkata-kata lagi karna ayat ini benar-benar indah

Akibat kekurang percayaan, kita bahkan tidak menyadari bahwa hal-hal yang kita kuatirkan tidak akan lebih baik dari perbuatan-perbuatan Tuhan kepada kita. Begitu besar kasih sayang-Nya kepada kita yang masih menaruh banyak kekuatiran dalam hidup kita sampai lupa untuk bersyukur dan berpengharapan kepada-Nya. 
Jadi, baiklah kita benar-benar percaya, sampai saatnya kita akan didandani dengan sangat indah, karena rumput yang begitu tidak berharganya, yang hari ini ada dan besok akan dibuang, tetap dirawat oleh-Nya. Betapa kita sangat lebih-lebih istimewa dari itu semua. Apalagi di zaman sekarang yang penuh dengan standarisasi kehidupan yang mungkin membuat kita merasa tidak istimewa karena out of standard. Jadi, mari kita kurang-kurangin jika ada rasa insecure yang melanda hati kita. 

Selanjutnya ayat 31-33,
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami Pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang disorga tahu, bahwa kamu memerlukan semua itu. Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.”

Allah sudah jauh lebih tahu apa yang kita butuhkan dalam hidup. Kita hanya perlu percaya dan teruslah meminta. Namanya meminta, tangan harus dibawah. Bersabar saat belum waktunya datang dan bersyukur saat waktunya datang. Terkadang kita belum diberikan rejeki yang kita minta, karena mungkin bukan itu yang sesungguhnya kita perlukan. Pada akhirnya kita akan memperoleh hal yang benar-benar kita perlukan dan terbaik bagi kita. Kita harus sungguh-sungguh mencari-Nya dan kepenuhan akan menyertai kita. 

Terakhir ditutup dengan ayat 34

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” 

Hari-hari kita mungkin terasa berat dan ditambah kita kuatir akan banyak hal di hari esok. Namun, di penutup ini, kita diberikan penguatan bahwa kesusahan hari ini cukuplah untuk sehari, marilah kembali dan meminta lagi dan berharap lagi dan tetap percaya karena besok akan akan ada kesusahan lain yang harus kita hadapi. 
Jadi, mari sudahi hari ini dengan bercerita kepada Tuhan dan meminta penguatan untuk hari-hari lainnya. 
Betapa damainya hati saat menyadari bahwa kita tidak sendiri dan mempunyai Tuhan yang akan menemani dalam hari-hari susah senang kita. Jadi buat apa kuatir, karena Tuhan secinta itu sama kita.

Sekian dulu ya...

Terimakasih buat teman-teman yang sudah membaca 🤍

Mari kita bertumbuh bersama dalam Dia. 






Comments